Senin, 31 Oktober 2011

Test E-gov

1. Analisa Website Kota Bukittinggi

Bukittinggi adalah salah satu kota yang berada di Provinsi Sumatra Barat. Kota ini memiliki website dengan url www.bukittinggikota.go.id . Website tersebut dapat diakses oleh masyarakat luas, namun apabila ingin menambahkan suatu berita atau informasi kedalam web tersebut maka user diharuskan untuk memiliki id dan login.


2. Informasi yang Terdapat Didalam Web

2.1 Halaman Depan


2.2 Sambutan Walikota

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa,karena atas Rahmat dan Hidayah Nya saat ini kita telah menghadirkan Website resmi milik
Pemerintah Kota Bukittinggi dengan alamat www.bukittinggikota.go.id. Dimana dengan diresmikannya Website Kota Bukittinggi secara otomatis Kota Bukittinggi telah ikut hadir ke tengah dunia Internasional melalui pemanfaatan sarana Teknologi Informatika.

Saya menyambut baik adanya Website Kota Bukittinggi yang berisi mengenai potensi Kota Bukittinggi dari berbagai bidang. Mulai dari bidang Ekonomi, Pendidikan,Kesehatan,Pariwisata, dll. Semoga dengan adanya Websiteini, KOta BUkittinggi akan terpublikasi ke tengah masyarakat serta dunia Internasional. Selain sebagai promosi daerah kepada pihak luar, melalui website ini masyarakat juga bisa mengakses informasi mengenai Kota Bukittinggi serta layanan Pemerintah KOta Bukittinggi yang dibutuhkan masyarakat.
Selanjutnya, hadirnya Website ini merupakan salah satu langkah yang ditempuh Pemerintah Kota Bukittinggi dalam rangka Pengembangan Teknologi Informatika di KOta BUkittinggi. Kami mengharapkan kepada masyarakat dimanapun berada silahkan mengakses Website ini.

Saya mengharapkan Website ini akan bermanfaat bagi masyarakat luas serta bagi Pemerintah Kota Bukittinggi sendiri.

Wabillahi Taufik Walhhidayah
Wassalamualaikum Warahmatulahi Wabarakatuh


2.3 Profil

Didalam web ini ada beberapa submenu didalam menu ‘Profil’ yaitu :

1. Sejarah

a. Sejarah Pembentukan

b. Hari Jadi

2. Wilayah

a. Peta Wilayah

b. Jarak Jalan

3. Masyarakat

4. Lambang Daerah

5. Kependudukan / Jumlah Penduduk

Sudah sangat jelas informasi yang ada didalam web ini jadi yang akan dibahas hanya beberapa saja.

2.3.1 Sejarah

Bukittinggi dalam kehidupan ketatanegaraan semenjak zaman penjajahan Belanda, zaman penjajahan Jepang serta zaman kemerdekaan dengan berbagai variasinya tetap merupakan pusat Pemerintahan Sumatera bahagian Tengah maupun Sumatera secara keseluruhan, bahkan Bukittinggi pernah berperan sebagai Pusat Pemerintahan Republik Indonesia setela Yogyajarta diduduki Belanda dari bulan Desember 1948 sampai dengan bulan Juni 1949.

Semasa pemerintahan Belanda dahulu, Bukittinggi oleh Belanda selalu ditingkatkan perannya dalam ketatanegaraan, dari apa yang dinamakanGemetelyk Resort berdasarkan Stbl tahun 1828. Belanda telah mendirikan kubu pertahanannya tahun 1825, yang sampai sekarang kubu pertahanan tersebut masih dikenal dengan Benteng " Fort De Kock ". Kota ini telah digunakan juga oleh Belanda sebagai tempat peristirahatan opsir-opsir yang berada di wilayah jajahannya di timur ini.

Oleh pemerintah Jepang, Bukittinggi dijadikan sebagai pusat pengendalian Pemerintah militernya untuk kawasan Sumatera, bahkan sampai ke Singapura dan Thailand karena disini berkedudukan komandan Milioter ke 25. Pada masa ini Bukittinggi berganti nama dari Taddsgemente Fort de Kock menjadi Bukittinggi Si Yaku Sho yang daerahnya diperluas dengan memasukkan nagari-nagari Sianok, Gadut, Kapau, Ampang Gadang, Batu taba dan Bukit Batabuah yang sekarang kesemuanya itu kini berada dalam daerah Kabupaten Agam, di Kota ini pulalah Pemerintah bala tebtara Jepang mendirikan pemancar Radio terbesar untuk pulau Sumatera dalam rangka mengibarkan semangat rakyat untuk menunjang kepentingan peramg Asia Timur Raya versi Jepang.

Pada zaman perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia Bukitinggi berperan sebagai kota perjuangan. Dari bulan Desember 1948 sampai dengan bulan Juni 1949 ditunjuk sebagai Ibu Kota Pemerintahan darurat Republik Indonesia ( PDRI ), setelah Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda.

Selanjutnya Bukittinggi pernah menjadi Ibukota Propinsi Sumatera dengan Gubernurnya Mr. Tengku Muhammad Hasan. Kemudian dalam peraturan Pemerintah Pengganti undang-undang No. 4 tahun 1959 Bukittinggi ditetapkan sebagai Ibu Kota Sumatera Tengah yang meliputi keresidenan-keresidenan Sumatera Barat, Jambi dan Riau yang sekarang masing-masing Keresidenan itu telah menjadi Propinsi-propinsi sendiri.

Setelah keresidenan Sumatera Barat dikembangkan menjadi Propinsi Sumatera Barat, maka Bukittinggi ditunjuk sebagai Ibu Kota Propinsinya,. semenjak tahun 1958 secara defacto Ibukota Propinsi telah pindah ke Padangnamun secara deyuire barulah tahun 1978 Bukittinggi tidak lagi menjadi Ibukota Propinsi Sumatera Barat, dengan keluarnya Peraturan Pemerintah No. 29 tahun 1979 yang memindahkan Ibukota Propinsi Sumatera Barat ke Padang.

Sekarang ini Bukittinggi berstatus sebagai kota madya Daerah Tingkat II


2.3.2 Wilayah

Kota Bukittinggi saat ini terdiri atas 3 kecamatan dengan 24 kelurahan. Bukittinggi akan mengadakan perubahan batas wilayah, dengan memasukkan sebagian wilayah Kabupaten Agam ke dalam wilayah kota Bukittinggi, sehingga nantinya kota Bukittinggi mempunyai luas 145,299 km2 yang terdiri dari 7 kecamatan dan 58 kelurahan/desa dengan jumlah penduduk 175.452 jiwa.

Sesuai dengan prosedur peraturan perundang-undangan realisasinya menunggu turunnya Peraturan Pemerintah tentang perubahan batas wilayah tersebut.

KECAMATAN MANDIANGIN KOTO SELAYAN

Luas wilayah 12.185 Km2 (48,28%, mempunyai penduduk sebanyak 32.157 orang dengan kepadatan rata-rata 930 jiwa per-km2. kecamatan ini terdiri dari 9 Kelurahan yaitu :

  • Kelurahan Campago Ipuh
  • Kelurahan Campago Guguk Bulek
  • Kelurahan Kubu Gulai Bancah
  • Kelurahan Puhun Tembok
  • Kelurahan Puhun Pintu Kabun
  • Kelurahan Manggis
  • Kelurahan Pulai Anak Air
  • Kelurahan Garegeh
  • Kelurahan Koto Salayan

KECAMATAN GUGUK PANJANG

Luas wilayah 6,931 Km2 (27,07%, mempunyai penduduk sebanyak 38.510 orang dengan kepadatan rata-rata 5.638 jiwa per-km2. kecamatan ini terdiri dari 7 Kelurahan yaitu :

  • Kelurahan Kayu Kubu
  • Kelurahan Pakan Kurai
  • Kelurahan Benteng Pasar Atas
  • Kelurahan Bukit Cangang Kayu Ramang
  • Kelurahan Aur Tajungkang Tengah Sawah
  • Kelurahan Tarok Dipo
  • Kelurahan Bukit Apit Puhun

KECAMATAN AUR BIRUGO TIGO BALEH

Luas wilayah 9,252 Km2 (24,778%, mempunyai penduduk sebanyak 20.733 orang dengan kepadatan rata-rata 3.316 jiwa per-km2. kecamatan ini terdiri dari 9 Kelurahan yaitu :

  • Kelurahan Belakang Balok
  • Kelurahan Birugo
  • Kelurahan Aur Kuning
  • Kelurahan Sapiran
  • Kelurahan Kubu Tanjung
  • Kelurahan Pakan Labuah
  • Kelurahan Ladang Cakiah
  • Kelurahan Parit Antang

Kota bukittingi berbatasan dengan kecamatan dalam wilayah Kabupaten Agam, yaitu :

  • Sebelah Utara dengan Kecamatan Tilatang Agam
  • Sebelah Selatan dengan Banuhampu Sungai Puar
  • Sebelah Barat dengan IV Koto
  • Sebelah Timur dengan IV Angkat Candung

2.3.3 Masyarakat

Kota Bukittinggi mempunyai penduduk menurut data terakhir 98.505 orang dengan laju pertumbuhan rata-rata 2,04 % dan kepadatan rata-rata 3.905 jiwa per-Km. dengan semangat membangun masyarakat Bukittinggi yang cukup menggembirakan, terbukti dengan meningkatnya kesejahteraan hidup yang umumnya bermata pencarian sebagai pedagang, pegawa, petani, pengusaha indusrti kecil dan kerajinan serta jasa-jasa lainnya, dengan income perkapita tahun 2002 Rp. 8.200.265,87 dari data sementara, diperkirakan sampai akhir 2004 mencapai Rp. 8.500.000,00.

Sebagian besar penduduk kota Bukittinggi beragama Islam sekitar 97,89 % dan selebihnya beragama Katolik, Protestan, Budha dan Hindu. Penduduk terpadat berdomisili di kecamatan Guguk Panjang, karena pusat perdagangan dan kegiatan laian sebagian besar berada di kecamatan tersebut dengan kepadatan rata-rata 5.531 jiwa.km.

2.3.4 Lambang Daerah

Lambang daerah berbentuk perisai segi lima, Lukisan di dalam lambing daerah tersebut terdiri atas :

1.Kata-kata : Bukittinggi
2.Bintang segi lima bersinar di bagian atas puncak
3.Gonjong Rumah Adat 4 (empat)
4.Gobah berlenggek (bertingkat) dua
5.Carano dengan sirih lengkap bertutupkan dalamak berjumbai 17.
6.Bukit-bukit, dua pada latar belakang dan tujuh pada bagian muka.
7.Garis tengah terjal nagari 8.
8.Motto “Saayun Salangkah”

Warna dasar, lukisan / gambar dan garis tepi Lambang Daerah dimaksud pasal 4 adalah sebagai berikut :
1.Merah : warna dasar perisai segi lima dan warna jumbai dalamak
2.Hitam : warna pinggir dasra segi lima, gonjong rumah adapt, tulisan Bukittinggi dan warna dasar moto “Saayun Salangkah”
3.Kuning Emas : warna carano dan bintang segi lima
4.Hijau : warna ngarai dan bukit

I. Arti dan bentuk :
Bentuk perisai segi lima, melambangkan bahwa kota Bukittinggi adalah merupakan salah satu daerah-daerah Kota otonom dalam lingkungan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang 1945 dan juga berarti pengabdian terhadap Bukittinggi sebagai nama asli yang bergengsi dan berkepribadi dan yang ditegakkan di atas pandam perkuburan “Stads Gemeente fort de Kock”.
Perisai bersegi lima berwarna merah berpinggir hitam sekelilingnya melambangkan keberanian dan ketahanan.

II. Arti gambar / lukisan :

a. Bintang segi lima berwarna kuning melambangkan :
1.Pancasila sebagai dasar falsafah Negara Republik Indonesia
2.Dalam Negara Repulik Indonesia yang berdasarkan Pancasila ini telah tercakup Propinsi Sumatera Barat dan Kota Bukittinggi.

b. Jumlah garis-garis gambar pada lukisan lambang, melambangkan hari bersejarah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia
17 – 8 1945 adalah sebagai berikut :

1. Jumlah dalamak penutup carano berjumlah 17 (tujuh belas)
2. Garis-garis terjal ngarai berjumlah 8 (delapan)
3. Lantai dan lenggel mesjid berjumlah 4 dan gonjong rumah adat dengan gobah mesjid berjumlah 5.

c. Bukit dan ngarai melambangkan keadaan geografis wilayah Kota Bukittinggi dengan perincian sebagai berikut :

1.Bukit yang 27 (dua puluh tujuh) buah banyaknya diproyeksikan dengan lukisan 2 bukit pada bagian belakang dan 7 buah bukit dihadapannya yang melambangkan bahwa kota Bukittinggi berada dalam kawasa bukit yang berjumlah 27 buah.
2.Ngarai dilukiskan dengan garis putih miring beriak. Warna garis putih dengan warna hijau dibelakangnya mengartikan bahwa ngarai tersebut adalah bersifat alamiah (asli) dan bukan ciptaan manusia dan melambangkan bahwa kota Bukittinggi mempunyai geografis yang permai, sedangkan warna hijau melambangkan kesuburan tanah wilayah kota Bukittinggi.

d. Gonjong Rumah Adat dan gobah Mesjid berlenggek tiga serta lukisan carano dengan sirih lengkap bertutup dalamak berwarna merah melambangkan kebudayaan dan falsafah hidup penduduknya.
Kalau istilah sekarang dikenal dengan sebutan “mental/spiritual”, maka Bukittinggi dilambangkan dengan
“Gonjong Rumah Gadang Maharam” sebagai lambang kebudayaan asli, sedangkan nama gonjong itu sendiri adalah “tanduak kabau jalang”

Gonjong yang hitam warnanya didampingi gobah berlenggek tiga berwarna putih yang merupakan lambang agama, mengandung pengertian bahwa adat yang kawi syarak yang lazim adalah “Sanda manyanda” keduanya. Sedangkan maksud melukiskan gonjong dibelakang dan gobah dimuka menunjukkan bahwa Adat lebih tua usianya di Kuai dan pada Agama.
Lenggek yang tiga pada gobah melambangkan “Urang Nan Tigo Jinih”, rahasia yang tersembunyi di dalam lenggek adalah “ Syarak mendaki-Adat menurun”.
Lukisan carano dengan sirih lengkap bertutupkan dalamak berwarna merah sengaja digambarkan pada bagian muka, melambangkan:

a. Kapalo Baso (Istana bahasa pembuka tutur)
b. Pananti halek tibo (Sosial, Solider)
c. Sirieh langkok (5 jenis) melambangkan imbangan hidup, selaras dan seresam rancak diawak katuju diurang
d. Lamak sirieh dilega carano dengan hikmah “kato basamo dipaiyokan bulek kato kamupakaik”

III. Arti Motto
Motto “Saayun Salangkah” adalah esensi dari kata-kat adapt menggambarkan persatuan dan kesatuan.

IV. Arti warna
Warna dalam lambang daerah ini berarti / bermakna :
Kuning : Adalah lambang keagungan dan keluhuran
Hitam : Adalah lambang ketahanan.
Putih : Adalah lambang kesucian (putih tahan susah)
Merah : Adalah lambang kesucian (putih tahan susah)
Hijau : Adalah lambang kesuburan


3. Penilaian E-Gov Website Kota Bukittinggi – Sumatra Barat

Website kota Bukittinggi yaitu www.bukittinggikota.go.id memiliki kekurangan dan kelebihan, berikut adalah tabel penilaiannya :

3.1 Tabel Format Penilaian

No

Unit Analisis

Bobot Nilai

Kategori

Bobot Nilai

Jml. Total

%Nilai Total

1

Informasi Menu Utama dalam website

25%

Potensi Daerah

40%

100%

Komoditas Usaha

30%

Kualitas SDM

30%

2

Informasi tambahan dalam Fasilitas Website

20%

Tahap I

20%

100%


Tahap II

30%

Tahap III

50%

3

Penyedia Hubungan

15%

G2C

40%

100%

G2B

30%

G2G

30%

4

Aksesibilitas

10%

<10 detik

100%

100%

10-30 detik

70%

>30 detik

50%

5

Design

10%

Animasi

30%

100%

Grafis

30%

Teks Lengkap

40%

6

Jumlah Tingkatan

20%

1 Tingkat

25%

100%

2 Tingkat

25%

Informasi

3 Tingkat

25%

4 Tingkat

25%